Bagaimana penyelarasan strategy dan kinerja dalam CorpU?

Standard

Pengertian sederhana dari CorpU adalah bagaimana seluruh hasil learning, training, & knowledge dapat mendukung langsung performansi unit bisnis agar meningkat dan terus berkembang di atas perkembangan rata-rata industri. Kata diatas industri berarti unggul. Keunggulan baru terbukti jika kita mampu mengukur kinerja perusahaan dan pesaing (competitor) serta tingkat terbaik yang orang lain telah capai. Dibutuhkan strategy yang keren yang tetap mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal, yang dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Namun menjadi problem kebanyakan untuk menyelaraskan strategy dan eksekusi yang terukur dalam perusahaan yang menerapkan CorpU yang merupakan alat dan fungsi strategis perusahaan untuk mengintegrasikan penyediaan SDM unggul dan pencapaian kinerja perusahaan.


kaplan
Dikutip dari http://auditorinternal.com/


Sesuatu yang tidak kita fahami dengan baik bersama secara teamwork akan sulit dilakukan pengukuran. Apa konstruk KPI nya? Apa dimensi yang diukur? Bagaimana ia dioperasionalkan dalam pekerjaan yang nyata yang salama ini dilakukan? Apa metode pengukuran dan menggunakan jenis data apa?. Jika kita gagal dalam tahapan ini maka keinginan kita untuk melakukan monitoring dan pengendalian yang membentuk sistem pengelolaan menjadi lebih sulit. Dibutuhkan pendekatan yang tepat guna untuk membuat sebah Sistem Manajemen Pengukuran (Corporate Performance Management) yang menjembatani pengukuran pencapaian strategy dan operasional serta fungsi pendukungnya secara seimbang dan saling menunjang (cause effect).

Dalam Context CorpU maka strategy yang telah dicanangkan perusahaan induk (holding) mutlak dapat diturunkan (cascading) kepada fungsi fungsi CorpU dalam bentuk roadmap yang lebih detail dan fokus untuk dieksekusi melalui implementasi taktis dan operasional dalam kurun waktu yang telah direncanakan. Layaknya cahaya maka fokus pada roadmap dan perencanaan yang terukur dan jelas akan membentuk pancaran seperti sinar laser. Kuat dan mampu menembus jarak yang tidak bisa dicapai oleh eksekusi strategis yang menyebar tanpa sinergi. Ketika fokus mampu didefinisikan maka semua program yang melibatkan fungsi utama dan pendukung CorpU dapat diselaraskan dan diintegrasikan pengukuran pelaksanaanya untuk mencapai penciptaan nilai tambah perusahaan baik dalam proses maupun hasil.


intangible Asset
Sumber : Curtin University of Technology


Banyak kesalahan terjadi jika kita melakukan cascading berbasis KPI dan memaksakan bahwa keempat perspektif Balanced Scorecard harus ada di setiap domain dan context setiap fungsi dibawahnya. Yang terjadi adalah kehilangan makna esensial pengukuran yang saling terkaii yang menjamin penciptaan nilai relationship antara objek strategi satu dengan yang lain. Selain itu esensi BSC adalah untuk memberikan perhatian yang seimbang pada tangible dan intagible asset (SDM, Informasi dan Organisasi) pada dimensi ketersediaan (readiness), keselarasan (alignment) dan Integrasi. Salah satu benfit pengukuran dengan dimensi dan objek strategy yang tepat guna sebagai basisnya adalah mencegah perubahan lingkungan yang mendrive salah satu perspektif (keuangan dan pelanggan) tidak diikuti dengan percepatan yang sama pada perspektif internal process dan learning & growth.

Hal penting lainnya adalah bahwa bentuk peta strategy yang menggambarkan hubungan sebab akibat dan relasi bernilai antara objek strategy yang disepakati membentuk sebuah shared context yang sama dalam memandang sistem terbuka pada perusahaan. Semua objek itu dapat diletakan pada kerangka kesisteman untuk dapat dikelola secara terstruktur, terukur, terkendali sesuai tema pembelajaran dan fokus bisnis perusahaan.


Baca BALANCED SCORECARD – dari Performance Measurement hingga Strategy-focused Organization oleh Setyo Wibowo, CIA, CISA …
Baca Strategy Mapping for Learning Organization by Phil Jones Google Book …
Baca Buke ke-1 Kaplan-Norton : The Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action …
Baca Buku ke-2 Kaplan-Norton : The Strategy-Focused Organization: How Balanced Scorecard Companies Thrive …
Baca Buku ke-3 Kaplan-Norton : Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible Outcomes …
Baca Buku ke-4 Kaplan-Norton : Alignment: Using the Balanced Scorecard to Create Corporate Synergies …
Baca Buku ke-5 Kaplan-Norton : The Execution Premium: Linking Strategy to Operations for Competitive Advantage …
Baca Performance Management: Integrating Strategy Execution, Methodologies, Risk and Analytics by Gary Cokins Google Book …
Baca What problem with Balanced Scorecards did Strategy Maps solve? by Excitant …
Baca Creating Balanced Scorecards People Actually Use by Ed Warnock …
Baca Pengantar Pengukuran Kinerja (HR Scorecard) by Kamus Industri …
Baca Towards a Taxonomy of Approaches for Measuring Organizational Knowledge, by Curtin
Baca You Can’t Manage What You Don’t Measure by F. John Reh …
Baca Why Measure Performance? Different Purposes Require Different Measures by Behn-Harvard University pdf …
Baca Measuring and managing total impact:A new language for business decisions pdf by PWC …
Baca DEVELOPMENT PROCESSES of Performance Measurement pdf orau.gov …
Baca I’m Sorry I Broke Your Company: When Management Consultants Are the Problem by Karen Phelan Google Book …
Baca Your guide to Balanced Scorecard By Aleksey Savkin …

Kenapa dibutuhkan portofolio dan spesifikasi layanan pembelajaran dalam CorpU?

Standard

Salah satu kunci sukses CorpU adalah mampu menyediakan produk dan layanan pembelajaran yang mendukung suksesnya peserta pembelajaran dalam meningkatkan KSA (Knowledge Skill and Attitude) yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai target kinerja. Namun penyediaan layanan tersebut melibatkan banyak fungsi dan berjalan diatas stream waktu yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek seperti operasional harian.

Dibutuhkan shared context dan pemahaman yang sama oleh semua domain fungsi yang terlibat dalam proses hulu ke hilir (end to end) mulai dari siklus penyediaan infrastruktur, pengembangan produk dan layanan, dukungan ketersediaan pendukung pembelajaran, pemenuhan layanan pembelajaran bagi peserta, pemenuhan kualitas pelaksanaan pembelajaran hingga pengelolaan pendapatan hasil layanan pembelajaran. Domain fungsi tersebut secara umum dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: pengelolaan hubungan dengan peserta pembelajaran/pelanggan, pengelolaan layanan, pengelolaan sumber daya pembelajaran dan pengelolaan kemitraan pembelajaran.

domain

Shared context tersebut dibutuhkan agar semua tim dapat bekerja sama tanpa banyak hambatan (white space) untuk menyediakan layanan pembelajaran yang bernilai seperti beban kerja yang tidak seimbang, informasi dan komunikasi yang tidak lancar, penundaan proses serta semangat tim untuk berpresatasi menurun. Pengukuran, monitor dan antisipasi sejak dini bagi penyimpangan kinerja proses utama tersebut menjadi kunci sukses dalam siklus hidup penyediaan layanan CorpU.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebuah portofolio dan spesifikasi layanan pembelajaran yang jelas dan terukur. Tidak menimbulkan multi penafsiran. Portofolio produk dan layanan pembelajaran berbicara tentang positioning setiap produk dan layanan tersebut dalam memberikan nilai tambah. Misalnya menggunakan kerangka BCG Matrix, untuk menempatkan produk dan layanan tersebut terhadap dimensi market share (cash generation) dan market growth (cash usage). Posisi tersebut menghasilkan status produk dan layanan pembelajaran apakah masih dapat dipertahankan, perlu disempurnakan atau dihentikan karena tidak maksimal dalam menghasilkan dampak (outcome) positif bagi perusahaan melalui kegiatan pembelajaran. Metode lain seperti QFD (Quality Function Develoyment) dapat digunakan agar produk dan layanan pembelajaran memiliki diferensiasi dan nilai kesesuaian yang optimal dan risiko deviasi yang minimal.

SIPILMPLM
Klik untuk menampilkan detail proses strategy-infrastructure-product lifecycle …

Dengan portofolio yang baik maka target pembelajaran semakin mudah diukur dan dikelola karena menjembatani kebutuhan layanan dan produk pembelajaran untuk mensukseskan target perubahan pada peserta pembelajaran dalam hal ini adalah pegawai yang menjadi aset strategis perusahaan untuk bertahan, tumbuh dan berkesinambungan. Kegiatan penyediaan infrastruktur dan suklus pengembangan produk yang mengintegrasikan marketing, sales, operasional, kemitraan serta penyediaan kapasitas melalui infrastruktur dan sumber daya pembelajaran terhadap kebijakan strategis dan taktis akan semakin tepat guna.

Selanjutnya dibutuhkan spesifikasi produk dan layanan pembelajaran yang menginformasikan metrik dan batas nilai dari setiap dimensi pembelajaran yang dibutuhkan peserta pembelajaran. Spesifikasi ini tidak menggambarkan bagaimana membangun dan mengembangkan produk dan layanan pembelajaran, namun spesifikasi menyediakan informasi yang jelas, tidak mendua terhadap apa yang menjadi tujuan tim lintas fungsi diatas untuk bersinergi seefektif mungkin bagi untuk menyediakan layanan dan apa yang dapat dilakukan layanan tersebut untuk membantu suksesnya target dan tujuan pembelajaran.

itil
Klik untuk menampikan detail IT-Ifrastructure Library …

Untuk sumber daya pembelajaran digital yang menjadi enabler efektifitas layanan pembelajaran CorpU, dibutuhkan kerangka kerja yang menjamin terkirimnya kualitas layanan pembelajaran yang ditingkatkan secara berkelanjutan berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Salah satunya adalah Information Technology Infrastructure Library yang secara lengkap memberikan referensi tentang apa yang harus diperhatikan dalam menyediakan layanan bagi pelanggan yang terukur, terstruktur dan terkelola.


Baca Definisi portofolio wikipedia …
Baca Manajemen Produk oleh Antonius Frans Setiawan …
Baca Pengembangan Asesmen Kinerja & Portofolio Pembelajaran oleh Kusmarni …
Baca Analisa portfolio dengan Matriks GE McKinsey oleh Iksan pdf …
Baca Teknologi dan media memudahkan pembelajaran oleh Vianney blog …
Lihat Corporate Learning Model by Yansuo Blog …
Baca Spesifikasi Produk oleh Hidayat ppt …
Baca Menentukan spesifikasi produk msdoc …
Baca Pengembangan e-learning pada mata kuliah elektronika digital oleh Bhayu dan Meini ...


Baca Making Sense of Learning Specifications and Standards pdf …
Baca eTOM Process in House Of Quality of OKC astimen blog …
Baca Accessibility Guidelines for Digital Learning Products …
Baca Handbook on IT for Education and Training by Adelsberger Google Book …
Baca A Handbook on Modelling and Delivering Networked Education Koper Google Book…
Baca Learning Objects: Standards, Metadata, Repositories, and LCMS by Harman …
Baca Hybrid-context Instructional Model: The Internet by Ndon Google Book …
Baca Digital Game Based Learning by Daniela Google Book …


Baca 10 Distance Learning Opportunities Through Webinars by sherman …
Baca E-Learning dan Mobile-Learning Wikipedia
Baca Digital Learning Environments: New possibilities and opportunities by Peters …
Baca Living and Learning with New Media Summary Digital Youth Project by Mizuko pdf …
Baca Artikel Digital Media di http://learningthroughdigitalmedia.net/ …
Baca E-Learning: “How do I start?” by Bickford …
Baca Top Ten Webinar Tips by Kineo …
Baca Webinar – Creating Engaging eLearning for Complex slide share …
Baca How to measure Social Media Google Books by Kelly …
Baca The Learning Advantage: Blending Technology and Strategy by Mantyla Google Books …
Baca Dimensions and parameters for the evaluation of e-learning by erti ppt …
Baca Traditional Learning vs. eLearning pdf …


Baca Criteria for successful Blended Learning Ashridge pdf …
Baca What makes a good Learning Intention doc …
Baca Learning Goals and Success Criteria pdf …
Baca Measuring e-Learning Success can Be Successful …
Baca Evaluating e-learning by integrating critical success factor by Mahregan pdf …
Baca E-Learning Awards Categories and Criteria …
Baca Criteria for Evaluating the Quality of Online Courses by Wright pdf …
Baca E-learning quality Aspects and criteria for evaluation pdf …
Baca The Secret of ”Success Criteria” doc by Greenan …
Baca Criteria for Successful Assessment Programs for Distance Learning pdf …
Baca Defining Success of discatnce learning …
Baca Evaluating Online Learning Challenges and Strategies pdf …
Baca Measuring Success evaluation and strategy Distance Education pdf …
Baca 10 Steps for Planning a Successful Webinar …

Bagaimana CorpU secara taktis menyediakan layanan pembelajaran yang efektif ?

Standard

CorpU merupakan salah satu alat strategis yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan efektifitas proses dan dampak pembelajaran internalnya. Kebijakan strategis ini membutuhkan pendekatan taktis yang tepat guna yang disesuaikan dengan bisnis inti perusahaan yang selaras dengan layanan pembelajaran yang disediakan CorpU. Namun tidak mudah untuk menjabarkan kebijakan strategis perusahaan dalam kegiatan taktis dan operatif yang secara efektif diperankan CorpU dalam bentuk implementasi layanan pembelajaran secara tepat guna.

Berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan yang telah lebih dulu menerapkan CorpU yang diuraikan dalam artikel “9 Tactics To Take Your Corporate University From Good to Great” dari LearningMag.com ini , kita dapat mengambil beberapa langkah taktis dan dimensi pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan pendekatan yang telah ada. Tujuannya agar peningkatan kegiatan taktis CorpU dapat semakin efektif untuk menunjang penyediaan SDM unggul melalui proses pembelajaran yang selalu dapat dimonitor, diukur dan diperbaharui sesuai road map dan kebutuhan dinamika dalam perusahaan.

corpuprocess
Sumber : The Rise and Rise of the Corporate University Prince-Beaver …

Pertama, menerapkan Standard Training Equivalent (STE). Satu unit STE setara dengan satu jam pengelolaan pembelajaran di kelas secara tradisional yang diperlukan untuk memberikan pelatihan pada peserta yang berkumpul di beberapa lokasi terpusat. Satu jam yang sama dengan pembelajaran berbasis intranet perusahaan yang lebih bernilai kinerja dengan waktu yang sama belajar di kelas. Pemanfaatan STE memungkinkan untuk mendapatkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk memperoleh dampak kinerja dari pelatihan tersebut. Besaran lain yang dapat ditetapkan adalah anggaran dan biaya dalam jumlah yang wajar

Salah satu bentuknya adalah menyertakan sistem pendukung pengukuran kinerja secara electronik dalam proses pembelajaran yang menyatu dengan proses bekerja sesuai dengan kebutuhan bisnis yang akan jauh efektif dan efisien dibandingkan proses pembelajaran secara kelas tradisional. Implementasi strategi ini memungkinkan untuk membuat para pegawai memiliki knowledge yang dibutuhkan saat ini sesuai dengan lingkungan bisnis yang berubah cepat dalam lintas dimensi waktu dan tempat yang berbeda.

Kedua, menyediakan berbagai metode pengajaran untuk meningkatkan KSA (Knowledge, Skill and Attitude) seperti kelas pelatihan, seminar, lokakarya dan konferensi, kemitraan dengan universitas dan penyedia pelatihan, bimbingan, pembinaan dan pembelajaran mandiri.

Ciri ciri CorpU yang kuat adalah memiliki kemampuan menyediakan baik pembelajaran just in time secara virtual maupun pengembangan profesi individu yang selaras dengan pengembangan organisasi. CorpU berperan sebagai pusat keunggulan kinerja yang menyediakan layanan pendidikan secara tetap dan virtual yang terintegrasi dengan pemetaan stratagi bisnis perusahaan. Salah satu bentuk implementasinya adalah menyediakan sistem yang meningkatkan partisipasi dalam kegiatan belajar dalam perusahaan melalui akses informasi pembelajaran web virtual CorpU seperti Learning Management System (LMS) dan sumber daya pembelajaran digital sesuai dengan fokus pembelajaran bisnis inti dan penunjang perusahaan. Memperbanyak variasi topik kursus online yang dipetakan dengan kompetensi pegawai untuk pengembangan profesi.

Ketiga, menyertakan web site pada proses yang membutuhkan penyebaran update knowledge terkini seperti pemanfaatan teknologi terbaru sebagai sumber daya pembelajaran bagi pegawai tersebar. Program pembelajaran leadership, eksekutif dan kepakaran mengintegrasikan pengalaman belajar yang memadukan strategi bisnis dan teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. Peserta pembelajaran akan dapat memahami pemanfaatan teknologi tepat guna untuk menunjang keberhasilan unit bisnis dan perusahaan secara keseluruhan.

Keempat, Mengembangkan program-program on the job training yang dipetakan dengan strategi bisnis perusahaan dan isu-isu penting yang saat ini tengah dihadapi perusahaan. Implementasinya adalah dengan menyediakan lingkungan kerja yang memberikan kesempatan belajar terus menerus dengan menerapkan alat pengukuran kinerja yang sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Komunikasi dan pelaporan dari penerapan sistem pembelajaran yang berelasi dengan dimensi strategi perusahaan dilakukan secara sistem. Salah satu bentuknya adalah sertifikasi, pelatihan operasional, proses tinjauan tahunan.

Kelima, menerapkan blended learning yang memungkinkan karyawan memilih metode belajar yang terbaik sesuai dengan cara yang paling tepat guna menurut mereka. Implementasi pembelajaran mulai dari pegawai baru hingga pendampingan manager senior, dari pelatihan teknis hingga strategi investasi. Kegiatan ini didukung dengan sumber daya pembelajaran multimedia yang beragam dan akses informasi yang efektif pada semua kelas virtual, tugas pembelajaran mandiri dan on the job training. Kebijakan taktis ini menuntut penerapan sistem belajar berbasis kinerja dengan umpan balik dari rekan dan atasan serta pelanggan untuk menggambarkan kesenjangan yang masih terjadi. Pegawai dengan bantuan mentor dan manajer dapat menguraikan sendiri rencanan pelatihan, pendidikan dan pengembangan.

Keenam, CorpU menyediakan database aset pengetahuan dan wisdom praktek terbaik yang dimiliki perusahaan. Semua pakar (Subject Matter Expert-SME) mendefinisikan keahlian yang dimiliki dalam profil yang dapat dihubungi karyawan lain untuk berbagi, bertanya dan berkolaborasi. Setiap karyawan dapat bertanggung jawab terhadap pembelajaran diri mereka sendiri dan pengelolaan kebutuhan pembelajaran. Pegawai dapat mencari katalog, studi kasus, event pelaksanaan pembelajaran dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Jika ini secara massive dilakukan dan berkesinambungan maka sistem pembelajaran akan menjadi pengungkit (laveraging) yang efektif dalam peningkatan kinerja. Keterlibatan dan kontribusi karyawan pada topik-topik tertentu diukur secara berkala sebagai index yang berpengaruh positif pada perbaikan kinerja dalam sistem pengelolaan kinerja perusahaan.

Ketujuh, membangun aliansi kemitraan pembelajaran dengan universitas, pemasok teknologi dan institusi pendidikan bisnis yang memudahkan karyawan mendapatkan sertifikasi program keahlian berstandar global (Global Talent) yang beragam selaras dengan kebutuhan pencapaian kinerja bisnis perusahaan. Global Talent akan mengakselerasi kapasitas perusahaan dalam eksekusi bernilai pada proses bisnis inti dan pendukung dengan menyeimbangkan pendekatan inject dan create. Kapasitas sebuah perusahaan tidak bisa di copy dan paste secara langsung tapi melalui proses pembentukan aset pengetahuan perusahaan secara spiral dengan mengkombinasikan sistem eksisting dan improvement secara tepat guna.

benc
Sumber : CorpU Exchange Benchmarking Case Study

Kedelapan, melakukan benchmark secara periodik dengan CorpU di tempat lain untuk mengetahui posisi kematangan implementasi CorpU dan gap analysis untuk menentukan inisiatif perbaikan dan prioritas pengembangan layanan pembelajaran secara tepat guna dan berkesinambungan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menjadi member survey CorpU global yang menggunakan framework benchmarking standar untuk bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman keberhasilan secara online. Beberapa dimensi tersebut adalah fokus kinerja, integrasi, eksekusi dan organisasi.


Baca 9 Tactics To Take Your Corporate University From Good to Great by TrainingMag.com …
Baca Top 10 Marketing Tactic for Corporate Learning Programe by Charlotte …
The Strategic Impact of Corporate Learning by Clomedia and Chief Learning Officer-Mag
Baca Levels of Control: Strategic, Tactical, and Operational by Boundless …
Baca Implementing Training Scorecards: 8 Case Studies by Schmidt-Phillips Google Book …
Baca Strategic Employee Training By Noe – Paul Ducham …
Baca Corporate Universities by SHRM …
Baca The 60+ Key Management Models manager need to know by Assen Gbooks …
Baca Creating a Corporate University 101 by Linda Dausend …
Baca Global Talent Management Literature Review by Tarique-Schuler Doc …
Baca 9 Tactics for Rapid Learning (That Most People Have Never Heard Of) …
Baca How Corporate Learning Drives Competitive Advantage? by Josh Bersin …
Baca The
 Path 
to 
Top
 Quartile 
Learning
 Performance …


Lihat Youtube EasyFilms™ explains Blended Learning …
Lihat Youtube The Basics of Blended Learning educationelements …

Bagaimana menerapkan kurikulum secara efektif dalam CorpU ?

Standard

Secara umum ada beberapa pilar dalam kegiatan pendidikan yaitu kurikulum, pendidik, peserta didik, infrastruktur dan system. Kurikulum akan menentukan efektifitas proses pembelajaran untuk mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi setiap tujuan pembelajaran dengan efektif dan tepat guna. Apa sebenarnya isi kurikulum itu dan apakah ada perbedaan antara kurikulum di lembaga pendidikan umum dan Corporate University?.

curriculum2
Sumber : http://www.nobleps.com/district/curriculum/Pages/default.aspx

Desain kurikulum pada CorpU mengacu pada arah strategi bisnis masa depan — sehingga dengan demikian akan ada koneksi yang kuat antara pengembangan SDM dengan kebutuhan strategis perusahaan. Pada sisi lain, perancangan kurikulum ini juga mesti berbasis pada profil kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja karyawan. Melalui desain kurikulum ini pula, dapat dirancang matriks pendidikan yang harus dilalui oleh karyawan untuk menaiki jenjang karir yang diharapkan. Dengan kata lain, untuk menjadi manajer misalnya, seseorang wajib terlebih dahulu melewati sejumlah program pelatihan/pendidikan yang telah tercantum dalam desain kurikulum (Munif Chatib)

lifecycle
Sumber : http://jiscdesignstudio.pbworks.com

Kurikulum dalam CorpU dirancang sedemikian rupa untuk mendukungan inisiatif perubahan utama agar terjadi keselarasan antara pengembangan SDM dan tujuan bisnis perusahaan untuk meningkatkan ROI (Return Of Investment) terkait investasi pada kegiatan pembelajaran. Selain itu Kurikulum juga membantu menciftakan kondisi inovasi dan kecepatan penyesuaian pada kebijakan strategis akibat issu perubahan ekonomi berbasis knowledge. Melakukan konversi berbagai pendekatan menajdi suatu keahlian yang mampu diterapkan dalam area proses kerja yang terukur untuk peningkatan kinerja yang lebih cepat.

kurikulum
Source : http://www.principlesinpatterns.ac.uk/

Dalam CorpU terdapat para pakar (SME) yang lebih memahami proses bisnis internal perusahaan dan memiliki peluang lebih aplikatif dalam menyusun kurikulum pembelajaran dan sasaran pembelajaran (Learning Instructional objective) yang luas, beragam dan dalam. Kemitraan pelatihan dan pembelajaran tetap dibutuhkan jika secara praktis dapat dibuktikan lebih mampu dan lebih cepat menerapakan kebutuhan kompetensi pegawai melalui perancangan kurikulum terapan yang selaras dan terpadu dengan sistem internal.

Pada area proses pembelajaran yang memungkinkan dilakukan secara online melalui e-learning, kurikulum dapat diterapkan berbentuk peta pembelajaran individu (personalized curriculum roadmaps) terutama untuk perusahaan nasional dan global dengan pegawai tersebar. Peta ini sangat dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan dan keselarasan kompetensi yang dibutuhkan berbasis unit bisnis, job level dan job function. Dengan alat bantu ini dapat dipetakan kebutuhan kompetensi, peta pembelajaran yang harus diikuti untuk mencapai tujuan pengembangan profesi yang dilakukan secara virtual.

Terdapat beberapa tantangan tersendiri yang harus diatasi dalam pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis web seperti identifikasi kemampuan dalam memanfaatkan teknologi, lingkungan dan gaya belajar yang sesuai, ketersediaan program yang hanya bisa diakses oleh peserta yang sesuai, kesiapan peserta dalam menentukan instruksional pembelajaran bersama, menyediakan area yang tepat guna bagi pengajar dan peserta dalam memberikan kontribusi pada proses pembelajaran, ketersediaan petunjuk yang efektif bagi peserta, menyediakan links pengayaan materi bagi peserta, ketersediaan urutan proses pembelajaran dalam bentuk navigasi yang flexible, ketersediaan materi dalam format multimedia yang tepat guna, ketersediaan support teknis bagi sumber daya pembelajaran digital, ketersediaan metode assessment dan evaluasi dimensi pembelajaran berbasis web.


Baca Kurikulum Wikipedia Indonesia …
Baca Apa Itu Kurikulum? Blog wisnuajiku …
Baca Pengembangan kurikulum Gledys Blog …
Baca Desain Kurikulum Pendidikan Dasar Berbasis Karakter M. Imam Farisi pdf …
Baca Prinsip dan Model Pengembangan KTSP oleh Ali Muhtadi pdf …
Baca presentasi Munif Chatib Seminar Nasional Cerdas Menuju CorpU ppt …
Baca Menuju Corporate University STT PLN …
Baca Allianz Indonesia Corporate University Curriculum …


Baca Curriculum Reform in the Corporate University Joseph Progler pdf …
Baca Corporate Universities: Competitors or Collaborators? Philip McGee pdf …
Baca The Seven Pillars of the Corporate University pdf …
Baca Corporate University Curriculum Partneship Leadership …
Baca CorpU Establishing Effective Education Solutions CapitalWave pdf …
Baca Designing CorpU KDV Institute …
Baca The Business Case for Creating a CorpU pdf …
Baca Corporate universities: Move to a collaborative effort …
Baca e-Learning in the Corporate University with personalized curriculum roadmaps …
Baca JISC Curriculum Design & Delivery Blog …
Baca Curriculum Lifecycle – DUCKLING’s alternative diagram …
Baca Curriculum Lifecycle Components JISC pdf …


Baca A Model For Curriculum Development pdf …
Baca Developing the Best A Corporate Learning Strategy pdf …
Baca Understanding Curriculum Development in the Workplace by Belfiore pdf …
Baca Developing A Blended Learning: Instructional Media & Pedagogical slideshare …
Baca 11 advantages of using a blog for teaching slideshare by frank …
Baca Developing Web-based curricula:issues and challenges by Chou-Tsai…


Lihat Youtube Sir Ken Robinson, Creativity, Learning & the Curriculum …
Lihat Youtube Best motivational video ever for creative people and startups..
Lihat Youtube Jim Fleming – Corporate Curriculum …
Lihat Youtube Curriculum for Excellence and Community Learning & Development …
Lihat Youtube Curriculum to Learning Goals …

Apakah peran pembelajaran digital dan bagaimana menerapkannya dalam CorpU ?

Standard

Ada tiga komponen utama dalam sistem pada model paling sederhana : sumber daya manusia, proses dan teknologi. Adalah sebuah mitos teknologi terbaru selalu menyelesaikan semua masalah dan suatu hal yang mustahil jika mengharapkan hasil yang berbeda dengan melakukan cara yang sama dengan sebelumnya. Kata kuncinya tepat guna. Namun itu tidak mudah karena harus sesuai dengan domain proses, tujuan, relasi bernilai dengan infratruktur yang kita miliki jika ingin penerapan teknologi itu bisa berhasil guna sekaligus tepat guna. Teknologi tidak menggantikan manusia seratus persen namun teknlogi dapat membantu manusia untuk mengungkit peningkatan kinerja dari sebuah proses pembelajaran yang efektif.

digital
Sumber : Educational Origami

Penerapan teknologi digital tidak bisa dilepaskan dengan prilaku dan budaya yang dimiliki actor dan peserta pembelajaran. Ada area pembelajaran yang dapat digantikan secara elektronik dan ada knowledge transfer yang hanya efektif dilakukan dengan face to face karena harus melakukan observasi dan action learning bagi pemanfaatan peran emosi manusia untuk memindahkan informasi dari memori jangka pendek (STM) ke memory jangka panjang (LTM) yang merubah cara pandang (paradigm shift). Hal ini berdampak pada perubahan prilaku dalam proses bekerja tertentu melalui proses simulasi dan pengalaman. Proses belajar dan mengajar berhubungan dengan banyak dimensi pedagogy (art or science of teaching) dan interaksi kemanusiaan. Hubungan bernilai antara SDM (pedagogy), Proses (konwledge content) dan Teknologi (e-learning space) akan membentuk strategi pembelajaran digital yang bernilai, terkait dengan diferensiasi setiap proses pembelajaran pada proses bisnis inti dan proses pendukung perusahaan.

smart
Sumber : Queensland Goverment Smart Learning

Ada dimensi penting yang tetap harus diperhatikan dalam pembelajaran digital seperti kurikulum yang sesuai dengan context proses peningkatan kompetensi dan kinerja, penerapan pedagogik yang sesuai dengan peserta pembelajaran, belajar melalui proses pengalaman via simulasi dan implementasi, interaksi dan keterlibatan emosi pikiran dengan sesama peserta dan Subject Matter Expert (SME), membangun kreativitas melalui objek pembelajaran dan knowledge yang memotivasi dan bervariasi, memanfaatkan teknlologi informasi dan komunikasi yang paling memungkinkan berjalannya dimensi pembelajaran (kemampuan akses, waktu dan tempat).

Learning Knoweldge Object berbasis digital memiliki dimensi fleksibilitas seperti mudah untuk digunakan kembali (reusable), kustomisasi object dan relasinya, kuantitas akses terkait waktu dan tempat, variasi modul berbasis multimedia (modalitas visual, auditory, kinesthetic) yang dapat dioptimalkan pada pedagogic dan taxonomi (Bloom dan Gagne) pembelajaran yang sesuai proses bisnisnya. Simulasi objek pembelajaran digital memberikan pemahaman dan keterlibatan (engagement) yang lebih mendalam tentang konsep dan penerapan materi pembelajaran karena content knowledge nya merupakan hasil strukturalisasi objek (instructional design) yang telah dilakukan eksternalisasi (asking & observation) dari para pakar yang berpengalaman di bidangnya (SMEs).

pedagogic
Sumber : TPCK Mishra and Koehler (2006) Education Counts

CorpU memiliki peran strategis untuk membangun pembelajaran yang semakin dekat dengan proses inti dan pendukung perusahaan. Tujuannya jelas memberikan pengaruh seefektif mungkin dengan perbaikan kinerja. Hal ini berdampak langsung dengan objek pembelajaran (learning-object) yang semakin dekat dengan knowledge object content untuk dapat menjadi driver organisasi pembelajar (learning organization). Learning knowledge object ini memiliki empat karakteristik menurut Nonaka. Pertama aesthetic, memiliki value dan manfaat yang tinggi yang mempengaruhi layanan kepada pelanggan baik ditingkat individu, team/group dan organisasi serta relasi bernilai dengan entitas eksternal. Kedua process relational, memiliki keterkaitan yang tinggi dengan proses dan knowledge object yang lain untuk menghasilkan manfaat (outcomes). Ketiga practical, dapat diimplementasikan untuk mengatasi problem yang terjadi dalam aktivitas nyata. Keempat adalah Subjectif, memiliki value judgement (pronesis) bahwa inisiatif dan kombinasi pendekatan yang dipilih adalah yang terbaik untuk dapat dieksekusi (deduktif-induktif).

coe
Sumber : College of Education, San Diego State University

Hal yang belum mungkin dilakukan dengan basis digital untuk mencapai tujuan kurikulum, proses pembelajarannya tetap dilakukan secara non digital dengan inovasi sumber daya pembelajaran dan proses pengajaran yang dapat di evaluasi via assessment yang objective bagi efektivitas peningkatan kompetensi dan kinerja proses perusahaan melalui layanan CorpU. Teknologi pembelajaran digital harus dihindari pada posisinya yang justru menghambat kinerja pembelajaran CorpU. Teknologi digital harus tetap memenuhi proses kamatangan dalam dimensi ketersediaan (readiness), keselarasan (alignment) dan integrasi dengan semua tujuan strategis dan operatif keberadaan CorpU dalam menyediakan SDM dengan kompetensi dan talenta yang dibutuhkan. CorpU dan Knowledge Management tidak identik dengan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Tapi TIK dapat membantu efektifitas sebagian proses pembelajaran yang dapat dibuktikan di lapangan.

epm

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal pada penerapan pembelajaran digital maka proses pembuatan objek pembelajaran (Learning Knowledge Content) membutuhkan pengelolaan projek yang efektif. e-Learning Project Management memiliki beberapa sub proses utama seperti : perencanaan, pengumpulan konten pembelajaran, perancangan instruksi pembelajaran, pembuatan alur cerita, pengembangan dan produksi, pengendalian kualitas, integrasi dan pengiriman produk.

Baca E-learning : Konsep, dan Strategi Pembelajaran di Era Digital oleh Indrayani …
Baca SSC luncurkan software pembelajaran digital S2DLS 5.0 …
Baca Strategi Pembelajaran Digital oleh Wiryanto Dewobroto …
Baca Mudahnya Mengatur Konten Pembelajaran Digital kesekolah.com …
Baca Telkomsel Mengajar, Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital …
Baca e-Learning Content Development blog …
Baca Pembelajaran Berbasis Web Tirman blog …
Baca Strategi pembelajaran di era digital dengan penerapan “SCALSA” …


Baca Digital Learning from Educational Origami …
Baca Digital Learning Management Systems in Africa pdf …
Baca Decoding Digital Pedagogy, pt. 1: Beyond the LMS …
Kunjungi demo http://www.fedena.com/ Award winning school management software …
Baca Baca Expanding Evidence Approaches for Learning in a Digital World pdf …
Baca Top 50 Blogs for e-Learning Tools and Tips …
Baca Is Digital Learning Effective in the Workplace? by Moyer …


Baca Overcoming the obstacles to digital learning by Finn and Fairchild …
Baca Factors in Encouraging the Use of Digital Learning Materials by McMartin ppt …
Baca Rethinking Pedagogy in Digital Edge Beetham-Sharpe pdf …
Baca e-Learning and implications for New Zealand schools Education Counts …
Baca e-Learning Pedagogy programme JISC …


Baca Questioning Gagné and Bloom’s Relevance christytucker …
Baca Robert Gagne’s Five Categories of Learning Outcomes ICELS …
Baca Bloom’s Taxonomy The Learning Framework …
Baca Gagne’s Theory of Instruction …
Baca Learning level EduTechWiki …
Baca Learning Objectives (Taxonomy) Slideshare by shoffma5 …
Baca Quick Tour of Instructional Design Models and Learning Theories ppt …
Baca Effective Learning System pdf …


Lihat Distance Learning Online: A New Media Presentation Youtube …
Lihat Learning Technologies : Knowledge seeking tools Youtube …
Lihat e-Learning Pedagogy Power Of Texas Youtube …
Lihat What does an Instructional Designer do? Gardner Youtube …
Lihat Kaplan Inspired Online Learning KaplanChannelUK Youtube …
Lihat Kevin eLearning Curriculum Development Process Part-1 and Part-2 …
Lihat The e-Learning Advantage globalfinanceschool Youtube …
Lihat E-learning: How to deliver an engaging Virtual Classroom presentation …
Lihat The Big Mistake in Elearning CathyMooreElearning· Youtube …
Lihat e-Learning Project Management videotraffica Youtube …


Lihat Writing Learning Objectives Greg Williams Youtube …
Lihat Bloom’s Taxonomy Youtube and using Overview …
Lihat Gagne’s Theory Youtube with animation …

Bagaimana Sistem Workflow membantu CorpU meningkatkan efektivitas proses pembelajaran ?

Standard

Proses pembelajaran dalam CorpU diharapkan akan meningkatkan efektivitas peningkatan kinerja organisasi melalui penyediaan SDM berkualitas sesegera mungkin. Dimensi waktu dan tempat menjadi tantangan tersendiri untuk menyediakan infrastruktur pembelajaran yang tepat guna, ditambah dimensi kedekatan yang tinggi dengan proses bisnis perusahaan. Namun bukan hal yang mudah untuk mengintegrasikan sistem pembelajaran, peserta, mentor dan relasi yang kompleks dengan hasil yang efektif dan waktu yang terbatas.

Salah satu inisiatif yang paling banyak dilakukan adalah melakukan otomatisasi beberapa proses end to end yang kritis (hulu ke hilir) yang menghabiskan waktu, administrasi berbasis kertas, lokasi tersebar dan waktu yang bersamaan. Tidak semua tingkat proses bisa diterapkan workflow dan akan menjadi hambatan sebuah proses yang kritis berdampak pada kinerja (waktu, biaya dan kualitas) tidak diterapkan sistem berbasis workflow.

cmmi
Sumber : Wikimedia Commons

Efektifitas suatu proses berbanding lurus dengan tingkat kematangan (Maturity Level) dari proses tersebut. Tingkat terendah disebut “INITIATE” yang bersifat reaktif, sulit diprediksi sehingga sulit dimonitor dan dikenalikan. Tingkat kedua adalah “MANAGED”, jika proses sudah dapat dikelola berdasarkan project tertentu. Tingkat ketiga disebut “DEFINED”, jika proses berbasis pencapaian output dan outcomes (dampak) organisasi. Tingkat keempat disebut “QUANTITATIVELY MANAGED”, jika dapat dimonitor, diukur dan dikendalikan. Tingkat kelima dan tertinggi disebut “OPTIMIZING”, jika proses sudah memiliki fokus untuk ditingkatkan secara berkelanjutan. Istilah yang digunakan banyak model bisa berbeda baik jumlah tingkatan maupun definisi, tapi secara umum sama pada aspek melakukan pembagian tingkat kematangan dari suatu proses atau kapabilitas objek yang diukur.

Penerapan sistem workflow akan mendorong peningkatan kematangan proses menuju level empat dan lima sebagai proses yang dapat dimonitor, diukur dan dikenalikan untuk pencapai kinerja mulai dari aktifitas hingga organisasi. Sebelum mampun mengukur kinerja proses perusahaan yang diintegrasikan dengan proses pembelajaran, CorpU harus mampu mengukur efektivitas proses pembelajaran internalnya terlebih dahulu. Proses pembelajaran yang bersifat end to end yang melibatkan banyak fungsi atau departemen dan berdampak langsung pada kinerja organisasi banyak memiliki area yang tidak termonitor dan terkendali (white space) yang disebabkan belum terdefinisikan atau belum memiliki pemilik proses dengan KSA yang memadai sehingga menimbulkan hambatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu, biaya dan kualitas yang diteargetkan.

Dengan pemetaan proses pembelajaran yang baik dari tingkat 0 hingga tingkat 5 (organizational, end to end, function, sub functon, activities) dapat dievaluasi pada area proses dan tingkat yang mana kelemahan proses pembelajaran tersebut terjadi. Dari log perekaman kejadian proses (salah satu kelebihan workflow) akan dapat diketahui SDM pelaksana, informasi dan data, tools yang digunakan, kinerja proses, problem yang terjadi (KE-Capture), untuk dapat dicarikan solusi bersama secara tepat guna (SMEs peer assist, push-pull knowledge).

bam
Sumber : astimen.wordpress.com

Sejalan dengan pentingnya budaya berbasis kinerja dalam CorpU, maka salah satu kelebihan sistem workflow adalah kemampuan monitoring (Business Activity Monitoring-BAM) yang detail, luas dan dalam dari tingkat organisasi hingga aktifitas terhadap status yang terjadi saat ini untuk segera dapat diantisipasi dan perbaikan (Lead Leveraging activities) tanpa harus menunggu dampak negatif dan tidak tercapainya hasil kinerja (KPI-Laging). Jika aktivitas ini diintegrasikan dalam sistem secara otomatis (Business Process Automation-BPA) dapat dilakukan efisiensi waktu dan biaya melalui pemanfaatan teknologi komunikasi nirlaba (wirless mobile) disertai notifikasi dan alerting secara elektronik (sms-email).

wflow

Dalam sistem workflow kegiatan pembelajaran akan menjadi salah satu aktivitas dalam proses atau sub proses workflow. Setiap actor yang terlibat dalam workflow memiliki worklist yang terupdate secara realtime maupun berkala. Proses pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu workflow yang setiap transaksinya menunjukan bottom level yang akan dimonitor dan diukur, misalnya kegiatan pembelajaran setiap peserta. Karena semua informasi terekam berbasis proses maka akan dengan mudah dibuat monitoring real time terhadapa KPI pencapaian setiap proses dalam banyak dimensi pengukuran (waktu, biaya, kualitas, dimensi pembelajaran) dan agregasi yang dalam dari organisasi, unit, peserta, jenis pembelajaran, aktivitas pembelajaran hingga isi hasil pembelajaran. Proses yang terdefinisikan dalam workflow akan lebih mudah untuk dimonitor, diukur, dan dikendalikan yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan pembelajaran dalam CorpU.

Baca LMS Workflow–Does this exist ? by Houtman …
Baca Initiating eLearning via Workflow Management by Reckmann …
Baca Education Management and Business Process Automation by Ipasov …
Baca Saba Learning Management System Features …
Baca 12 Common Complaints about Learning Management Systems (LMS) Bickford …
Baca learn local about e-learning ScopeIt …
Baca Approaches to Learning Management System Integration WebEx pdf …
Baca Workflow Based Controlling …
Baca Google Book Workflow Based Controlling by Muehlen atau Download PDF
Baca white space and BPM – The invisible problem by Comerford …
Baca Removing the White Space by Marshal …
Baca Outside in process approach and eTOM in Customer Centric Enterprise …
Baca Capability Maturity Model Integration (CMMI) pdf …
Baca The Business Process Maturity Model Practical Approach by Fisher pdf …
Baca Towards BPM Maturity Model by Rosemann pdf …
Baca Software Process Maturity Model Study by Grottke pdf …
Baca Maximizing Business Performance with BAM pdf …
Baca Enabling The Enterprise BAM pdf …
Baca Business Activity Monitoring (BAM) The New Face of BPM pdf …
Baca CorpU kriteria Awards yang berkaitan dengan maturity proses dan outcomes …


Lihat Business Activity Monitoring (BAM) Youtube …

Apa saja hambatan penerapan CorpU dan bagaimana mengatasinya ?

Standard

Trend mengimplementasikan CorpU sudah terlihat semarak di Indonesia di tahun-tahun terakhir. Selain melihat manfaat dari perusahaan lokal dan global yang telah menerapkannya, penerapan CorpU juga didorong keseriusan dari para leader perusahaan untuk mencari solusi tepat guna dan efektif bagi penyediaan SDM bertalenta tinggi untuk mendongkrak kinerja perusahaan. Namun ada banyak hambatan pada penerapan CorpU dalam perannya untuk menghadapi tantangan yang semakin berat dan lingkungan bisnis yang cepat bergerak sesuai dengan perubahan ekonomi global berbasis pengetahuan. Contohnya adalah kebijakan dan regulasi yang mendorong persaingan terbuka di industri kompetitif.

CorpU merupakan kebijakan strategis yang membutuhkan pengelolaan perubahan untuk menembus (breakthrough) keberhasilan mengatasi kesenjangan antara kegiatan pembelajaran dan kebutuhan peningkatan kinerja dalam mencapai tujuan perusahaan yang bergerak dinamis. Oleh karena itu perubahan dari meaning (pemaknaan), measure (pengukuran metrik proses dan kinerja) dan manage (monitoring dan pengendalian) implementasi CorpU tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sesuatu yang belum difahami hingga “feel detail nya”, sulit untuk dapat diukur. Sesuatu yang tidak dapat diukur tidak dapat dikendalikan dan dikelola untuk mencapai hasil.

Beberapa area penting untuk menelusuri sebab akibat adalah manafaat, hasil (output dan KPI), proses dan aktivitas, ketersediaan data/informasi/material, jumlah SDM dan kompetensinya, alat bantu teknologi yang digunakan. Hal penting lain adalah kepemimpinan, perencanaan, fokus pada layanan sesuai kebutuhan pelanggan, pembelajaran pada pengetahuan kritis CorpU.

Hambatan-hambatan itu diantaranya adalah :

Pertama, perubahan nama departemen pelatihan menjadi “Corporate University” dengan hasil dan manfaat (outcome) yang tidak berubah.

Dalam perusahaan terdapat proses dari hulu ke hilir (end to end process) yang menjamin layanan bernilai tersebut sampai manfaatnya (outcome) untuk membantu pelanggan mencapai kesuksesan yang berdampak bagi manfaat finansial dan non finansial bagi perusahaan. Process tersebut bertingkat hingga aktifitas terkecil (dari level-1 s/d level-5).

Terdapat banyak process yang berwarna putih (white space) yang penting tapi tidak ada pemiliknya (process owner) atau kompetensi (KSA-Knowledge Skill Atitude) yang dibawah standar seharusnya sehingga tidak tertangani dengan baik. Akibatnya ada proses yang terputus, beban kerja yang tidak merata, informasi yang tida lancar dan penumpukan penyelesaian pekerjaan sehingga berakibat tidak terkirimnya layanan tepat waktu, kualitas yang sesuai dan harga produksi yang menguntungkan serta menurunnya semangat tim karena kurangya feedback pencapaian kinerja yg signifikan.

process

CorpU hadir mengintegrasikan proses pembelajaran sedekat-dekatnya dengan proses kerja dan melibatkan secara aktif setiap pemilik prosesnya di semua tingkat. Oleh karena itu untuk meningkatkan dampak atau manfaat CorpU dapat dimulai dengan pemetaan proses kritis hingga level aktivitas dan menjamin pemilik proses tersebut mendapatkan layanan pembelajaran untuk dapat ditingkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan pencapaian kinerja perusahaan. Proses pembelajaran tersebut diharapkan mampu menghasilkan SDM bertalenta tinggi untuk mengintegrasikan knowledge dan skill proses miliknya dengan proses lain, data dan informasi, alat bantu dan teknologi, serta target kinerja.

Untuk beberapa industri proses bisnis level-0 sampai dengan level-3 sudah banyak distandarkan untuk kemudahan kolaborasi dan integrasi kemitraan sebagai referensi “apa yang seharusnya dilakukan”. Tingkatan proses generik ini dapat juga digunakan untuk melakukan pemetaan proses di bisnis inti yang lain, karena menggunakan pendekatan manajemen secara umum. Untuk level-4 dan Level-5 masing-masing perusahaan mendefinisikannya sendiri sebagai diferensiasi yang bernilai dari bagian sistem internal terkait “bagaimana melakukannya dengan cara yang terbaik”. Misalnya eTOM (Enhanced Telecom Operational Map) untuk industri telekomunikasi.

Kedua, belum efektif memanfaatkan sumber daya pembelajaran yang dimiliki

Sumber daya pembelajaran (LR-Learning Resources) adalah semua material dan objek pembelajaran yang digunakan seorang pengajar untuk membantu peserta untuk mencapai tingkat yang telah ditargetkan dalam kurikulum pembelajaran. Sumber daya tersebut dapat juga berupa bacaan, gambar, video, alat bantu termasuk studi kasus yang menggambarkan pendekatan pedagogik (ilmu dan seni dalam pendidikan) yang digunkan. Sumber daya ini dapat dibuat oleh pihak ketiga, pengajar, dan peserta.

Agar mampu membantu proses belajar, sumber daya ini harus terus dievaluasi tingkat efektifitasnya termasuk menyertakan perkembangan teknologi digital, telekomunikasi dan sistem informasi saat ini. Beberapa aspek penting dalam evaluasi sumber daya pembelajaran diantaranya adalah kualitas fisik, format konten/isi, aspek sosial (gender, usia, kemampuan dll), rancangan instruksi, kualifikasi perancang dan pengembang, serta biaya. Hal penting lainya adalah ketersediaan, keselarasan dan integrasi sumber daya pembelajaran dengan peningkatan efektivitas bisnis perusahaan agar memungkinkan untuk dapat dikelola dalam meningkatkan nilai tambah dan keunggulan kompetitif perusahaan melalui proses pembelajaran.

LR
Sumber : Compiled by Randell ~ www.saide.org.za/    
        
Untuk itu baik pemilik proses yang memahami kebutuhan pembelajaran dan penyelenggara pembelajaran membutuhkan pengelompokan sumber daya yang tepat guna. Secara umum sumber daya pembelajaran dibagi tiga terkait fungsinya untuk membantu peserta tentang : cara menggunakan alat bantu, memahami proses bisnis dan evaluasinya, memberikan pengayaan pemahaman context yang lebih luas tentang konsep dan implementasi pengetahuan/keahilian yang bersifat kritis. Setiap kuadran akses kombinasi waktu dan tempat baik bersamaan atau tidak bersamaan juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Ada materi pembelajaran yang efektif disampaikan secara langsung (face to face) atau secara electronic seperti distance learning dan e-learning, maupun yang tidak langsung (email dan portal).

Solusi lainnya adalah membangun komunitas antara institusi yang menerapkan Corporate University di perusahaan masing-masing sehingga dapat di-share sumber daya pembelajaran terbaik yang telah dibuat dan diimplementasikan. Bisa jadi kesulitan yang dihadapi telah dibuat solusi sistem terbaiknya oleh unit dan perusahaan lain. CorpU adalah eanbler bagi organisasi pembelajar yang salah satu dimensinya adalah menemukan unsur terbaik dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain dan menjadikannya sebagai pengungkit efektif dari kinerja perusahaan.

Ketiga, kurangnya pengalaman dan keberhasilan unit bisnis untuk mengelola hasil pembelajarannya sendiri

Hadirnya CorpU adalah menyelaraskan proses pembelajaran dengan pencapaian kinerja bisnis perusahaan. Ada dua actor besara disana. CorpU sebagai penyelenggara pembelajaran dan leader perusahaan sebagai pemilik proses baik ditingkat strategis, taktis dan operatif. Sasarannya jelas terjadi perubahan prilaku dalam bekerja karena meningkatnya kompetensi, keahlian (KSA) menjadi lebih tinggi untuk mendongkrak (laveraging) kinerja unit khususnya dan perusahaan secara umum. Karena berorientasi pada outcome (dampak kinerja) lebih dari sekedar ouput, maka hasil pembelajaran yang sudah dicapai harus dikelola, dipelihara dan diperkuat secara berkala, mengeliminasi kekurangan dan penghalang dan mengoptimalkan passion dan kekuatan untuk mencapai kinerja tinggi.

corpu
Sumber : CorpU Enterprise Inc

Ketika ditemukan ada proses kritis yang belum tertangani dengan baik (white space) di suatu unit yang berdampak pada menurunya kinerja, maka pemilik proses yang lebih tinggi merancang dan memberikan masukan tentang kurikulum proses pembelajaran yang dibutuhkan (sesuai domain dan context pekerjaan). Dan kurikulum ini menjadi lebih prioritas dibandingkan dengan yang sudah ada sebelumnya. Setelah sukses menjalani proses pengoperasian pembelajaran maka tidak serta merta proses “white space” tadi menjadi jelas dan berkinerja tinggi. Implementasi di lapangan dengan pola prilaku yang baru, banyak berkaitan dengan dimensi kerja yang kompleks (proses, sdm, informasi, alat bantu teknologi, ketersediaan, keselarasan, integrasi, climate, motivasi, komunikasi, leadership, teamwork, nilai budaya, output dan outcomes).

Untuk meningkatkan keyakinan dan kredibilitas proses pembelajaran dalam CorpU yang berelasi dengan unit pelaksana proses bisnis hingga berhasil guna, adalah penting melakukan proses berkelanjutan setelah menyelesaikan sebuah kurikulum pembelajaran. Salah satu solusinya adalah terdapat sistem yang menyediakan peer assist dari peserta pembelajaran dengan atasannya,trainer dan para pakar subject matter espert (SMEs) yang terjadwal untuk menjaga perubahan prilaku yang lebih baik sebagai salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran.

Keempat, resistensi terhadap perubahan.

Pengelolaan perubahan organisasi yang sangat klasik sudah diperkenalkan Kurt Lewin (1951) disebut Lewin’s Changes Model. Konsep perubahanya menitik beratkan pada modifikasi yang menghasilkan sebuah sistem prilaku baru yang tetap dan stabil. Selalu terdapat dua kekuatan. Kelompok yang mau berubah dan yang resisten ingin tetap mempertahankan sistem prilaku yang lama. Strategi Lewin lebih menitik beratkan pada pengurangan hambatan untuk berubah dibandingkan meningkatkan kekuatan perubahan. Lewin membagi langkah perubahan menjadi tiga: unfreezing, moving dan refreezing.

Proses perubahan prilaku melalui proses pembelajaran melalui CorpU adalah bersifat incremental karena merubah pola pikir melalui penyelarasan kebijakan strategis yang diintegrasikan melalui kegiatan pembelajaran yang didekatkan dengan proses pekerjaan yang selama ini dilakukan. Sasaranya jelas terjadi peningkatan kompetensi dan talenta SDM dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja. Apa yang SDM pikirkan adalah yang akan dikerjakan dan apa yang dikerjakan adalah apa yang akan perusahaan dapatkan yang kembali berdampak pada SDM atau pegawai perusahaan tersebut.

Pengelolaan perubahan dalam pembelajaran CorpU sangat berorientasi pada karir dan masa depan SDM itu sendiri sehingga menjadi suatu kerharusan menanamkan nilai dan komunikasi efektif bahwa keberadaan CorpU sangat kental dengan memposisikan SDM sebagai aset perusahaan yang mahal sehingga puerusahaan rela mengeluarkan biaya dan effort yang juga luar biasa bagi tersedianya SDM unggul bagi kebutuhan perusahaan untuk bertahan, tumbuh dan berkesinambungan melalui nilai tambah yang dihasilkan baik finansial maupun non finansial.

change
Sumber : http://maxbiz.ca/index_files/InternalEnvironment.htm

Resistensi perubahan pada penerapan CorpU berbanding terbalik dengan efektivitas komunikasi dan penguatan nilai pada SDM peserta pembelajaran baik sebelum, ketika pembelajaran berlangsung maupun setelah rampung untuk ditindaklanjuti pada proses pekerjaan di lapangan sekaligus melakukan metrik pengukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dibutuhkan leadership baik tingkat pimpinan senior, manajer pelaksana dan pelaksana untuk menumbuhkan keberpihakan pada pentingnya pembelajaran yang selaras dengan pencapaian bisnis perusahaan. Salah satunya melalui kegiatan penguatan secara berkala, komunikasi yang efektif, dukungan manajemen dan keterlibatan (engagement) SDM dalam proses pembelajaran yang memotivasi peningkatan pencapaian kinerja.

Perlu dianalisa dan dipilih driver proses perubahan yang paling cocok dengan budaya perusahaan yang ada, kerena hasil pembelajaran juga berkorelasi dengan perubahan nilai, prilaku dan budaya. Apakah dari pimipinan senior sebagai model (top down), pimpinan menengah yang mengkomunikasikan kebijakan dari atas dan mempertemukan usulan dari bawah (middle up middle down) atau budaya yang sangat memberikan keleluasaan kebutuhan dari bawah (bottom up). Pilihan tersebut sangat berpengaruh pada efektivitas penurunan dimensi resistensi terhadap perubahan terkait peran CorpU dalam organisasi pembelajar.

Kelima, belum berhasil melakukan pengukuran (metric) pada efektivitas proses pembelajaran

Budaya kerja berbasis kinerja membutuhkan pendefinisian detail yang baik untuk dapat diukur. Sesuatu yang tidak dapat diukur akan sulit dimonitor, dikendalikan (manage). Keberhasilan sekecil apapun yang dapat diditeksi dan divisualkan dengan baik akan meningkatkan keterlibatan (engagement), motivasi bekerja, semangat yang kuat (passion) dan keberartian.

metrics
Sumber : www.corpu.com

Tanpa feedback hasil kerja, kita tidak memiliki (know why-know how) seberapa baik kita kerja terhadapa target. Dari deviasi ini akan memunculkan effort untuk melakukan perbaikan (single loop learning) dan pembelajaran yang lebih mendasar untuk meningkatkan value di masa yang akan datang (double loop learning).

Pengukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran terhadap nilai tambah bagi perusahaan terkait waktu, biaya dan kualitas layanan pembelajaran menjadi kebutuhan yang penting agar dapat diketahui progres keberhasilan setiap program. Pengukuran ini akan memberikan feedback (tepat waktu dan valid) bagi pengambil keputusan untuk memberikan dukungan yang signifikan dan melakukan perbaikan strategi dan fokus pembelajaran SDM yang selaras dengan keberhasilan bisnis perusahaan.

Keenam, kurangnya dukungan pada peserta pelatihan untuk merencanakan pengembangan diri dan pembelajaran

CorpU hadir untuk menyelaraskan proses pembelajaran SDM dengan kebutuhan pencapaian kinerja bisnis perusahaan. Untuk itu menjadi penting membantu peserta pembelajaran dengan informasi dan bantuan yang cukup untuk mendefinisikan topik pemebelajaran yang selaras dengan peningkatan kinerja proses bisnis kerjanya. Jika CorpU masih tetap menunggu dan menjadi pusat pembelajaran yang terpisah dengan kebijakan strategis dan eksekusi dalam setiap proses dan ownernya, maka efektivitas peran CorpU akan menurun. Hal itu disebabkan karena masih banyak white space (proses tanpa pemilik yang kompeten dan talenta yang memadai) dalam proses bisnis kritis perusahaan.

learn
Sumber : www.corpu.com ~ Bradley Samargya

Untuk mendukung bantuan tersebut, menjadi penting melakukan pemetaan SDM terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan progres keberhasilannya. Informasi terkait jadwal pelaksanaan kegiatan belajar yang sesuai dengan domain dan context KSA diinformasikan ke SDM terkait secara tepat guna dan tepat sasaran. SDM juga dapat dibantu dengan sistem informasi dan sistem pengetahuan yang tepat guna juga dalam memfasilitasi perancangan jadwal dan topik pembelajaran yang sudah dan belum terlaksana yang menjadi kewajibannya.

Pegawai adalah aset penting perusahan dan actor yang hadir dalam perusahaan untuk membangun sistem dan mengembangkan dirinya untuk menyediakan produk dan layanan berkualitas sesusai kebutuhan pelanggan. Terkadang mereka terlalu fokus dan selalu berada pada putaran rutinitas pekerjaan dengan kecepatan tinggi. Saatnya mereka keluar sejenak secara periodik melihat kompetensi diri dari sudut jendela pandang yang lain, mengasah gigi gergaji dan CorpU memfasilitasi kebutuhan mendasar tersebut.

Baca Overcoming Obstacles to Creating a Corporate University …
Baca Outside in process approach and eTOM in Customer Centric Enterprise …
Baca Integrating Technology into Instruction in Higher Education …
Baca Mengatasi hambatan Corporate Etrepreneurship …
Baca Corporate Univerisity Jonah’s Blog …
Baca Strategic Training McGrawHill free chapter …
Baca Analyses education challenges faced by companies with CorpU …
Baca Corporate University Process Management …
Baca Obstacles Abound When Adding Social Media to Corporate Learning …
Baca Is the Traditional Corporate University Dead ? Moore in Forbes …
Baca Barriers to launching a Corporate University successfully …
Baca Corporate University Catalog slide share …
Baca How technology will shape learning …
Baca Domestic CorpU has over 2000 Enterprise development tree watering …
Baca CorpU Infrastructure for success slide share …
Baca Corporate University Frequently Asked Questions CUE …
Baca Corporate University aligning learning to business pdf …


Baca The Creative Teaching & Learning Resource Book Best & Thomas Google Book …
Baca The Business of Corporate Learning: Insights from Practice Ben-Hur~Shenton …
Baca Handbook Of Corporate University Development: Managing Strategic Learning …
Baca Narrating the “Back Story” Through E-learning Resources in Libraries …
Baca Baca Expanding Evidence Approaches for Learning in a Digital World pdf …
Baca Dublin Business School Learning Resource …
Baca Using Learning Resources to Enhance Teaching and Learning pdf …
Baca Learning Resources Evaluation Guidelines …
Baca Repurposing learning objects: a sustainable alternative ? …
Baca A community dimension for the UNSW Learning & Teaching Exchange …
Baca Resources for new ways of learning pdf …
Baca Self-Directed Learning Recomended Resources …
Baca Authorized Cisco Training and Self-Study …
Baca 100 Terrific Self-Learning Sites to Boost Your Resume During the Recession …
Baca Long Live the Learning-Resource-Type pdf …


Baca Using a Corporate University Initiative to Drive Strategic Change …
Baca The Hard Side of Change Management HBR ..
Baca What’s so hard about corporate change? by Cheese …
Baca Kotter’s 8-Step Change Model …
Baca Organizational Change Management (OCM) …
Baca Why corporate water management needs to change by Tenuta …
Baca My Best Mistake: How Not to Change a Culture by Kofman …
Baca Dynamic Learning Networks: Models and Cases in Action by Romano Google Book…
Baca Making the Business Case for a Corporate University pdf …
Baca Managing Organizational Change by Durant pdf …
Baca Overcoming Resistance to change by Beitler pdf …
Baca Effective Ways to Overcome Resistance to Change CommLab Slideshare …
Baca Strategies for Overcoming Resistance to Change Scott …
Baca 10 Strategies You Can Use to Overcome Resistance to Change by Marker pdf …
Baca Navigating Resistance To Change by Hamer slideshare …
Baca Resistensi terhadap perubahan oleh Wahyuningsih …
Baca Mengenal dan memahami resistensi dalam perubahan oleh Yudo Asmoro …


Baca Metrics for a Successful 21st Century Academic Corporate Relations Program …
Baca Mission Accomplished? Measuring Success of CorpU …
Baca The Corporate University: Measuring the Impact of Learning …
Baca Measurement and Evaluation in Corporate Universities …


Baca Creating a Corporate University Structure …
Baca The Role of E-learning in Corporate Universities by Watkins …
Baca Business Plan for Learning …
Baca Customized Learning Solutions …
Baca Operating a Corporate University with Limited Resources …

Bagaimana Knowledge Engine membantu CorpU membangun Organisasi Pembelajar ?

Standard

Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization) terjadi hubungan bernilai antara Kompetensi SDM, Sistem Internal dan Struktur Eksternal (Customer, Supplier, Partner, Stakeholder) untuk tumbuh meningkatkan kapasitas dan efektifitas organisasi melalui visi bersama, individu bertalenta tinggi, tim dan grup pembelajar, model berfikir yang mampu merespons kondisi eksternal yang dinamis secara sistemik, termonitor, terukur dan terkelola secara tepat guna.

lo
Sumber : Nilamalin Learning Organization

Kenyataanya tidak mudah bagi CorpU memerankan fungsi enabler dalam aktifitas pembelajaran yang tidak terpisahkan dengan kegiatan proses bisnis pencapaian kinerja perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan pengetahuan (KM) hasil transformasi aset pengetahuan dari berbagai sumber berupa teori dan pendekatan menjadi solusi pemecahan masalah dan inovasi dalam proses bekerja yang tepat guna menempati peran baru berupa engine yang secara terus menerus menghasilkan parktek terbaik sebagai gizi ketahanan organisas untuk bertahan, tumbuh dan berkesinambungan.

Knowledge engine menurut Baird and Henderson (2001) adalah sebuah metafora sebuah mesin untuk pemanfaatan aset pengetahuan dalam meningkatkan kinerja yang menghubungkan kemampuan strategi dan kemampuan produksi. Strategi harus memandu eksekusi dan menyiapkan kondisi pembelajaran. Eksekusi harus memproduksi hasil dan menangkap pembelajaran yang menginformasikan strategi.

kengine

Kegiatan di area strategi adalah : fokus, strategy dan reflect. Kegiatan di area produksi adalah acquire, structure dan target. Area strategi dan produksi dihubungkan oleh penyelarasan dinamis yang membuat perputaran di kedua area tersebut dapat berjalan lebih cepat, meningkatkan kemampuan dan perbaikan fokus dan orientasi perusahaan.

Dimensi akses hasil kombinasi waktu dan tempat yang menghasilkan empat kuadran, membutuhkan optimasi pada kegiatan pada waktu yang berbeda tanpa mengurangi efektifitas kegiatan pada waktu yang sama (face to face, dinstance learning). Kegiatan capturing, structuring dan targeting berupa After Action Review (AAR) dan Peer Asist oleh para pakar (Subject Matter Expert – SMEs) melalui media komunikasi sistem informasi hingga push knowledge (“Knowledge On The Go”) berbasis personalisasi content yang terkait langsung dengan kegiatan bekerja merupakan salah satu pendekatan yang kritis untuk dapat dilakukan. Apalagi SDM yang terlibat berada pada tempat tersebar batas wilayah kerjanya seperti perusahaan berbasis interaksi global via perangkat mobile dan internet.

Aktivitas Pertama, FOCUS
Untuk dapat menyediakan produk dan layanan berkualitas untuk mendukung keberhasilan pelanggan kita yang berdampak pada nilai tambah perusahaan sebagai penyedia membutuhkan pengetahuan bagaimana cara terbaik melakukannya (khow-how). Kebutuhan dan keinginan pelanggan selalu lebih tinggi dari kinerja pelayanan yang dapat diberikan dan secara dinamis berubah. Oleh kerena itu fokus menjadi aktifitas penting untuk memiliki knowledge yang benar benar dibutuhkan, tersedia pada saat dibutuhkan mengambil keputusan untuk eksekusi, merubah kemampuan dan motivasi SDM serta menghasilkan layanan terbaik.

Langkah fokus dalam konteks knowledge engine adalah : fokus pada kamampuan bisnis inti, mengidentifikasi gap knowledge yang dimiliki dengan tingkat yang seharusnya, menentukan KPI yang dapat dijadikan penggerak perubahan dan menentukan kejelasan pemilik proses dan knowledge dalam mencapai kinerja terbaik.

Aktivitas kedua, ACQUIRE
Perusahaan yang telah menentukan fokus maka membutuhkan knowledge (know how-know why) untuk dapat memandu keberhasilan eksekusi proses bisnisnya secara berkesinambungan. Knowledge itu tidak dapat di copy paste dari pengalaman orang lain seutuhnya. Karena setiap perusahaan memiliki diferensiasi yang bernilai dengan kompetitornya untuk memenangkan bisnis. Pengetahuan dari luar harusi dikombinasikan dengan pengalaman perusahaan itu sendiri, sehingga dapat dilakukan pembelajaran yang nyata (kenapa berhasil dan kenapa gagal) yang memberikan dampak perubahan prilaku bagaimana mencapai kinerja yang selalu lebih baik.

Aktivitas Acquire adalah semua kegiatan yang bernilai memaximalkan pembelajaran lokal perusahaan dalam dimensi waktu : sebelum, selama dan sesudah eksekusi pekerjaan. Pemilik proses adalah pembelajar terbaik di implementasi prosesnya. Yang paling mampu menangkap dimensi penting yang dapat dipelajari sebelum dan ketika proses pekerjaan terjadi sesegera mungkin. Knowledge tersebut akan sangat ampuh digunakan untuk mengambil keputusan di kemudian hari. Karena kebanyakan kita tidak mampu menangkap detail peristiwa jika terjadi dimasa yang lalu.

Salah satu implementasi aktivitas Acquire adalah AAR (After Action Review) untuk melakukan pembelajaran cepat tentang sesuatu hal penting setelah selesai eksekusi pekerjaan untuk dapat diterapkan kembali pembelajaran yang telah dihasilkan. Bentuknya adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab meliputi apa tujuan pekerjaan?, apa yang telah terjadi?, berdasarkan pengalaman tersebut apa yang dapat dipelajari?, apa yang seharusnya kita lakukan sekarang?, dan kepada siapa saja hasil pembelajaran ini dapat disampaikan?.

Kegiatan Acquire juga dapat dilakukan melalui Learner Observer diluar esksekutor pekerjaan. Pengamat pembelajaran diharapkan memiliki perspektif yang berbeda dan objektif terhadap objek pembelajaran selalin yang didapat dari kegiatan AAR. Selain itu dapat juga dilakukan dengan Peer Assist bersama SDM unit lain atau yang pakar di bidangnya (Subject Matter Expert) yang berbeda untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dan meningkatkan validitas hasil pembelajaran.

Aktivitas ketiga, STRUCTURE
Semua hasil pembelajaran yang telah dihasilkan yang mengkombinasikan semua aset pengetahuan memiliki nilai yang kecil hingga knowledge tersebut digunakan oleh banyak orang. Semua object knowledge tersebut membutuhkan konsolidasi, validasi dan pengorganisasian sehingga menarik orang untuk dapat diakses dan digunakan kembali sebanyak mungkin. Intinya kita harus dapat menjawab dua pertanyaan : Kenapa mereka datang? dan Bagaimana mereka akan mengaksesnya?

Aktivitas structure dapat dilakukan melalui sebuah unit lintas fungsi (focal unit) yang bertanggung jawab untuk menjaga inisisatif knowledge yang dibutuhkan perusahaan sehingga orang mengaksesnya karena mempercayai kualitas keahlian orang dalam unit tersebut (SMEs). Metode lain adalah memanfaatkan komunitas (COPs) yang terdiri dari orang-orang yang memiliki tujuan yang sama untuk berbagi solusi permasalahan dan orang akan memanfaatkan pengetahuan itu karena keterlibatan yang bermanfaat dan menyenangkan.

Kedua aktivitas tersebut membutuhkan bingkai yang disesuaikan dengan domain dan context setiap orang dalam perusahaan. Karena setiap SDM memiliki domain (posisi, ruang lingkup dan tanggun jawab) dan context (knowledge yang berelasi dengan model berfikir sesuai dengan kontribusinya). Strukturisasi pengetahuan dapat dilakukan dengan frame aktif berbasis pemetaan proses yang telah diketahui urutan kejadiannya agar memudahkan orang untuk memanfaatkannya. Cara lain adalah dengan engine pencarian untuk objek pengetahuan yang lebih mudah dimanfaatkan tanpa peta proses. Strukturisasi yang paling efektif adalah yang paling dekat dengan proses yang dilakukan dalam bekerja dan kinerja yang harus dicapai bersama.

Aktivitas keempat, TARGET
Permasalahan yang paling sering dihadapi perusahaan adalah pemanfaatan knowledge yang telah dibuat tidak sebanding dengan pembuatannya sehingga sulit untuk mendongkrak perbaikan kinerja. Hanya orang yang memahami kebutuhan pengetahuannya yang mungkin akan mendatangi, mencari dan menggunakan (pull strategy) aset pengetahuan yang telah dengan susah payah dibuat dengan biaya yang tidak sedikit. Cara lain yang jarang dilakukan adalah melalui push strategy. Mengirimkan objek pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan domain, context, waktu dan relevansi kebutuhan user. Dibutuhkan titik yang paling optimal untuk mengkombinasikan push dan pull knowledge karena keduanya memiliki kelebihan pada situasi dan context yang tepat guna.

Metode ini akan sangat berguna untuk putaran pekerjaan yang padat dan wilayah area kerja yang tersebar sehingga menimbulkan gap jarak, waktu, tempat dan cara akses objek pengetahuan. Tantangannya adalah memanfaatkan profile (customisasi content user) dan segmentasi (microsegmenting) user baik internal maupun eksternal untuk dapat saling bertukar pengetahuan dan menambah kekayaan aset pengetahuan perusahaan untuk dapat digunakan secara tepat guna.

Aktivitas kelima dan keenam, REFLECT dan STRATEGY
Pembelajaran yang terjadi yang dapat mempengaruhi kinerja berdasarkan fokus strategi yang telah ditetapkan merupakan feedback yang efektif untuk dapat dilakukan pembelajaran yang lebih tinggi hingga tingkat organisasi (double loop learning). Siklus ekonomi yang bergerak cepat diluar perusahaan membutuhkan respon yang sesuai melalui hasil pembelajaran yang telah diperoleh dari tingkat bawah yang berelasi dengan pencapaian organisasi ditingkat yang lebih tinggi (Aggregate Learning).

Mengamati korelasi objek tersebut dengan mengevaluasi yang telah terjadi untuk dapat bergerak cepat menyiapkan strategi yang akan dilakukan dalam periode periode waktu sesuai merupakan kegitan refleksi yang kritis untuk dilakukan. Seperti berada dalam sebuah balcon pertunjukan yang dapat mengamati kenapa ini bisa terjadi dan kenapa hal ini tidak dapat terjadi serta bagaiamana melakukan eksekusi untuk mempengaruhi hal penting yang seharusnya terjadi. Manajemen perubahan baik secara cepat (quantum) atau bertahap (incremental) merupakan pilihan pilihan yang mengkombinasikan perubahan dari dalam (inside out) atau kebutuhan dan kepuasan pelanggan (outside in) yang akan efektif jika siklus pembelajaran berjalan dengan efektif juga.

Knowledge Engine bukanlah teknologi atau semisal pengelolaan pengetahuan biasa berbasis transaksi elektronik. Saat ini perusahaan memasuki economy berbasis knowledge yang membutuhkan kecepatan yang tinggi dalam interaksi dengan pelanggan dan semua dimensi yang terjadi yang membutuhkan pembelajaran untuk diterapkan kembali dalam proses kerja dan peningkatan kinerja. Apa yang telah dipelajari oleh sebuah unit dapat segera diterapan di unit lain sedapat mungkin. Wisdom apa yang telah ditemukan hari ini menjadi pijakan kuat untuk eksekusi dimasa yang akan datang. Sejalan dengan implementasi CorpU yang harus menyiapkan SDM bertalenta tinggi untuk selalu mampu menyesuaikan diri dengan dinamika kebijakan strategis dan operatif perusahaan yang bergerak cepat, untuk itu pula knowledge Engine menjadi salah satu inisiatif strategis yang banyak diterapkan perusahaan global.

Baca Knowledge Engine Baird and Henderson Google Book …
Baca Activities of a Learning Organization …
Baca The learning organization: principles, theory and practice …
Baca Building the Learning Organization: Achieving Strategic Advantage Marquardt …
Baca Menumbuhkembangkan Peran Knowledge Engine Menuju CorpU Bag-1 dan Bag-2
Baca Building a Corporate University pdf …
Baca eTOM and Corporate University as Valuable Knowledge Engine …
Baca The Strategy Focus Organization Summary Kaplan Norton pdf …
Baca Building Strategy Focus Organization and Slide Presentation pdf
Baca eTOM and Organizational Capability for Performance Improvement …
Baca Aligning the Org with the Market: Focusing on ‘The Customer’s Total Experience’ …
Baca Building A Knowledge Driver Organizaton Buckman pdf …
Baca After Action Review (AAR) from Sharing Knowledge and AAR K-Sharing Knoco
Baca Implementing COPs anda AAR pdf …
Baca NASA Peer Assist: Learning Before Doing Greenes …
Baca BP’s peer assist process Inside Knowledge …
Baca Peer Assist from Knowledge Sharing …
Baca Push Pull KMS – Knowledge Management Systems slide share EPPIC Inc …
Baca The push/pull gap in Knowledge Transfer Knoco Stories …
Baca A Framework on Compound Knowledge Push System Oriented to Org Employees pdf …
Baca Knowledge Management (KM) Push and Pull Technologies pdf …
Baca Push vs Pull Knowledge by Kumar …
Baca Employee Microsegmentation: Driving Behavior Change …
Baca A Review of the Chief Knowledge Officer Position …
Baca Framework of Chief Knowledge Officer (CKO) Effectiveness …
Baca Corporate Universities: A Powerful Model for Learning …
Baca 10 Constructs for knowledge management and Learning Cycle …
Baca 14 Organizing for strategic knowledge creation …

Kenapa Action Learning dan Budaya Kerja Berbasis Kinerja dibutuhkan dalam CorpU ?

Standard

Kehadiran CorpU dalam setiap perusahaan memiliki tujuan yang strategis untuk mengintegrasikan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja individu, kinerja grup atau team hingga kinerja organisasi secara keseluruhan. Tetapi tidak mudah mengintegrasikan pembelajaran dengan perubahan prilaku yang sesuai untuk menghasilkan perbaikan kinerja secara berkesinambungan. Disetiap tingkatan organisasi mulai dari individu, Grup dan Organisasi memiliki dimensi prilaku bekerja yang unik yang dipengaruhi tata nilai yang jika difahami dan dilaksanakan bersama membentuk budaya kerja. Budaya kerja ini bisa mendukung kinerja atau sebaliknya.

Oleh karena itu CorpU memiliki peran strategis juga untuk melakukan inovasi proses pembelajaran yang mendorong tumbuhnya budaya kerja berbasis kinerja dalam proses bekerja yang dinamis, membutuhkan solusi pemecahan masalah yang tepat guna dan selaras berjalan dengan tujuan perusahaan. Salah satu metode pembelajaran yang mengintegrasikan situasi kerja yang nyata dan peningkatan pengetahuan yang relevan, prilaku dan budaya bekerja inovatif adalah Action Learning.

Action Learning (AL) dan Critical Action Learning (CAL) sejak permata kali dikonsepkan oleh Professor Revans di Inggris Raya langsung mendapat perhatian khusus dari perusahaan perusahaan terkemuka dunia seperti GE (ayng mulai menerapkan AL/CAL secara besar besaran sejak tahun 1975), British Airways, Samsung dan Singapore Airlines. Dalam rumusannya Prof. Revans secara gambling menyatakan bahwa “tidak ada pembelajaran tanpa tindakan dan tidak ada tindakan tanpa pembelajaran”. Dalam konsteks ini action learning dinyatakan sangat sukses dalam mengembangkan kemampuan pemikiran kritis para praktisi manajemen dengan menyediakan tools dan forum untuk critical reflection dan critical discourses. AL mendapat banyak perhatian dari perusahaan kelas dunia karena mampu memberikan kemampuan untuk perusahaan dalam mengembangkan kemampuan para profesionalnya dengan tanpa harus mengeluarkan sumber daya yang besar. (Sumber http://rudolftjandra.org/)

actionlearning
Sumber : WIAL (World Institute for Action Learning) Australia

Untuk mendukung Action Learning dalam salah satu pendekatan metode pembelajaran dalam CorpU, yang tidak kalah pentingnya adalah penanaman nilai dan prilaku fokus pada pencapaian kinerja yang menjamin kebijakan strategis perusahaan berhasil dieksekusi dengan efekfitf. Karena problem kebanyakan perusahaan dalam meningkatkan kinerja bukan pada pembuatan strateginya tapi pada kemampuan eksekusinya. Sehingga kemampuan kita membuat indikator dan target kinerja selalu lebih besar dari kemampuan kita mengeksekusinya. Dibutuhkan kedisiplinan yang membentuk prilaku agar budaya kinerja menjadi bagian dari mental berfikir individu, tim dan organisasi, salah satunya adalah yang saat ini tengah banyak diimplementasikan yaitu Empat Disiplin Eksekusi atau dikenal dengan 4DX (Four Disciplines Of Execution).

4dx

4DX bukanlah sebuah framework atau kerangka berkerja yang rumit dan canggih tapi sederhana yang sering kita lakukan hanya lebih fokus pada perubahan prilaku dalam mencapai kinerja unggul melalui empat langkah sederhana yang memerlukan disiplin dalam menerapkannya sehingga menjadi budaya bekerja. Tantangan tersulitnya justru menjadikan yang sederhana itu menjadi kebiasaan dan budaya bekerja.

Langkah pertama adalah menentukan Tujauan atau kinerja yang sangat penting dari banyak sasaran yang akan dicapai. Secara natural orang akan memperbanyak sasaran yang ingin dicapai yang tidak sebanding dengan kamampuan mencapainya, sehingga akhirnya ia akan berada dalam putaran waktu dan kesibukan yang tinggi dan menghilangkan fokus. Langkah kedua adalah melakukan aktifitas yang menjadi pengungkit (laveraging) untuk mencapi kinerja tersebut dibandingkan menunggu hasil akhir yang semakin tidak mampu dikendalikan. Ketiga adalah menggunakan scoring board pencapaian kinerja yang mudah jelas sehingga semua orang akan senang dan memiliki semangat untuk melibatkan diri dalam suasana berkontribusi. Terakhir aktifitas keempat adalah melakukan pertemuan rutin dalam sesi pencapaian tujuan untuk mengevaluasi pekerjaan rumah sebelumnya, kondisi pencapaian saat ini dan rencana terbaik kedepan yang mampu dieksekusi secara tepa guna.

Menerapkan 4DX akan membentuk shared context dan shared vision yang menjadi fondasi utama pembelajaran dalam organisasi pembelajar dan integrasi kebijakan strategis melalui pendekatan pada dimensi soft dan hard organisasi serta budaya berbagi pengetahuan dan inovasi. Action Learning dan 4DX dapat menjadi enabler pembelajaran yang efektif mengintergrasikan penyediaan sumber daya yang berpengetahuan, talenta dan kinerja tinggi yang dibutuhkan perushaan untuk mampu bertahan, tumbuh dan berkesinambungan.

Diantara kunci sukses impelementasi CorpU adalah menyertakan pegawai dan permasalahan terkait pekerjaannya dalam layanan pembelajaran CorpU sesering mungkin untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan layanan yang ada, termasuk menangkap pesan-pesan yang penting dan mendasar dari masukan peserta dan pembicara sebelumnya, seminar dan grup diskusi bersama pemimpin senior. Meskipun tidak semua proses dan situasi dapat diterapkan Action Learning, namun dibutuhkan terobosan baru untuk menerapkan action learning dan disiplin eksekusi pada proses kerja di setiap tingkat organisasi melalui layanan pembelajaran CorpU, untuk medorong pencapaian kinerja perusahaan yang unggul.

Baca Action Learning Sumber Terbaru Keunggulan Kompetitif Korporasi Indonesia …
Tampilkan Action Learning Process by Authenticity Consult Youtube …
Baca Action Learning Learning Guide Ashridge pdf …
Baca Design Learning, Performance and Effective Organization Blog …
Baca Exploring the Corporate University Phenomenon pdf …
Baca Action learning in curriculum design slide share …
Baca Turn Your Corporate University Into an Efficient Learning …
Baca Action Learning: A powerful tool for the future …
Baca eTOM as Lead Measures Four Disciplines Of Execution (4DX) …
Baca Job Characteristics Model and eTOM value creation …
Baca An Introduction to Action Learning IMCA pps …
Baca 60+ years of Corporate University evolution ppt ACUA …
Baca CorpU New Thinking About the Design of Adaptive Processes ppt …
Baca Measurement and Evaluation in Corporate Universities Allen doc …
Baca Powerful, Practical and Customized Action Learning and Coaching Groups …
Baca Corporate Universities as Strategic Learning Initiatives …
Baca 9 Steps To A Corporate University by Roach slide share …
Baca Dimensi baru SDM Leading Gen iY Acelearning …
Baca CorpU historical development, conceptual analysis by Paton pdf …
Baca The CorpU Training and Learning Solution …
Baca Cisco Systems Awarded for Excellence and Innovation in Corporate Learning …
Baca Connecting Learning Investments to Financial Performance pdf …
Baca Transforming 21st Century Corporate-University Engagement Journals pdf …

Apa saja yang harus diperhatikan dalam Impelementasi CorpU ?

Standard

Setelah membahas berbagai fondasi dan pilar model CorpU dari Dibta Group sebagai salah satu referensi dari banyak model yang lain, akan dibahas selanjutnya beberapa link dan referensi terkait dengan implementasi dan pengembangan CorpU. Adalah tidak mudah mengimplementasikan Model CorpU dalam sebuah perusahaan terlebih lagi melakukan transformasi dari bisnis yang mendrive pembelajaran menuju pembelajaran yang mendrive bisnis. Ada Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam implementasi CorpU.

corpuimp
Sumber : Corporate University by Dufour Cross Knowledge

Pertama, program pembelajaran dalam CorpU mampu memfasilitasi peserta dengan melihat aspek penting mereka seperti kebutuhan untuk mempraktekan hasil pembelajaran, waktu pelaksanaan yang efisien, meminimalkan kerumitan, nilai pembelajaran yang tinggi.

Kedua, program pembelajaran dalam CorpU mampu menjadi pengungkit nilai tambah pemanfaatan sumber daya pembelajaran yang telah dimiliki (komputer, ruang konferensi, reputasi, dll) dengan semua keberagamannya (lokasi, metode pedagogik, peserta, dll)

Ketiga, memperluas peran instruktur pembelajaran sekaligus praktisi dibidangnya untuk mengembangkan materi program dan kesinambungan interaksi dengan peserta setelah program selesai.

Keempat, mengkombinasikan pembicara tamu dan instruktur tetap secara flexible yang diselaraskan dengan isu-isu bisnis dan industri yang terdepan di bidangnya.

Kelima, menyertakan pegawai dan permasalahan terkait pekerjaannya dalam layanan pembelajaran CorpU sesering mungkin untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan layanan yang ada, termasuk menangkap pesan-pesan yang penting dan mendasar dari masukan peserta dan pembicara sebelumnya, seminar dan grup diskusi bersama pemimpin senior.

Keenam, Peran penting dari fitur pembelajaran pada CorpU secara periodik dikuatkan kembali pada peserta pembelajaran hingga menghasilkan perubahan signifikan pada KSA (Knowledge, Skill dan Attitude) secara efisien dan efektif. Tujuan dari CorpU harus selalu diselaraskan dengan hasil yang terukur sesuai visi, misi dan tata nilai perusahaan.

Ketujuh, menetapkan kurikulum yang relevan dengan mayoritas perspektif para peserta dan menjaga kurikulum ini tetap terbarukan dan dapat diimplementasikan dalam praktek proses bekerja. Hal ini dapat dilakukan oleh grup kecil yang berisi orang orang yang memiliki spesialisasi di bidangnya dengan penghargaan yang sesuai.

Kedelapan, Jika Instruktur yang ada belum mampu untuk menangani semua layanan pembelajaran, dapat memanfaatkan layanan outsource atau spesialis paruh waktu untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan keahlian yang selaras dengan fokus bisnis perusahaan yang terus berkembang secara dinamis.

Kesembilan, melakukan pembahasan bersama dengan pimpinan senior perusahaan untuk mendapatkan cara pandang dan posisi CorpU terkait strategi unit bisnis terhadap kompetitor, pelanggan dalam sebuah siklus yang bersifat natural untuk mengukur perananannya pada pengeluaran dan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Hasilnya adalah pengembangan tujuan yang jelas yang mendorong upaya untuk melakukan edukasi yang tepat guna pada pegawai.

Kesepuluh, mengidentifikasi peluang CorpU sebagai pengungkit kekuatan organisasi untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah terutama yang terkait dengan pendapatan yang diperkirakan akan terjadi pada di dua tahun mendatang.

Kesebelas, mengembangkan perencanaan terhadap peluang untuk melindungi visi dan misi CorpU secara keseluruhan dari ancaman dua sampai dengan lima tahun yang akan datang dengan melibatkan dukungan dan partisipasi banyak peserta yang telah mengikuti program pembelajaran sebelumnya.

Keduabelas, terus menerus menggali informasi untuk memahami apa yang diinginkan stakholder CorpU, mengikuti perkembangan lingkungan dan kecendrungan (trend) yang dapat mempengaruhi kesinambungan CorpU dan melakukan aktifitas pencegahan terhadap aspek yang menghambat jalanya CorpU.

Implementasi dimensi kunci diatas sangat bergantung kepada apa yang mendasari sebuah perusahaan memutuskan untuk mendirikan CorpU. Beberapa alasan yang paling umum digunakan adalah : impelementasi dan penyelarasan strategi, leadership dan pengelolaan talent, meningkatkan kinerja unit bisnis, meningkatakan kapasitas dan efektifitas organisasi dan SDM, meningkatkan image perusahaan. Semua alasan tersebut diatas memerlukan relasi bernilai unsur penting dalam rencana pendirian CorpU, yaitu : visi bersama (shared vision), perencanaan strategis, komunikasi dan pemasaran, organisasi, sumber daya dan tata kelola (governance).

Baca Development and Implementation CorpU of a Comprehensive Survey …
Baca Corporate University and e-learing project Implementation doc …
Baca Implementing corporate universities in the public Sector by Stevens …
Baca Developing and Implementing Corporate University Google book …
Baca Twelve Success Factors for Corporate Universities by Jack Phillips …
Baca Corporate University of The Future with 13 Success Factors…
Baca Business Driven Action Learning: Global Best Practices by Boshyk …
Baca CorpU from Business driven learning to learning driven business by dufour pdf …
Baca How Corporate Learning Drives Competitive Advantage …
Baca Developing and Delivering a Learning Strategy CRF pdf …
Baca Business Process-driven Learning by Wolpers Academia Edu …
Baca Top 10 Tools to Measure Corporate Universities slide share …
Baca Business, Corporate University and e-learning pdf …
Baca The Changing Shape of Corporate Universities by Baucus …
Baca Teaching in Corporate University Assessment as a Labor Issue by Champagne …
Baca The New CorpU Global Impact on Learning and Development by Maize …
Baca Hambatan-mengintegrasikan-teknologi-intruksional-ke-dalam-pendidikan-tinggi …
Baca Death of Corporate University by Bersin …